PPOK dan Polusi Udara Jakarta-Tangerang: Bahaya yang Perlu Diwaspadai

PPOK dan Polusi Udara Jakarta-Tangerang: Bahaya yang Perlu Diwaspadai

Polusi Udara: Pemicu Utama Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Polusi udara yang buruk, seperti yang terjadi di Jakarta, dapat berdampak buruk pada kesehatan paru-paru. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi. Polusi udara dapat menyebabkan seseorang terkena PPOK, penyakit paru-paru yang ditandai dengan kerusakan saluran napas.

Menurut Prof. Arto, kerusakan paru-paru akibat polusi udara akan menghambat aliran napas dan menyebabkan kesulitan bernapas atau sesak napas. Konsentrasi polutan utama atau PM2.5 (partikel udara) di Jakarta saat ini mencapai 5,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Polusi udara dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, terutama pada sistem pernapasan. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh polusi udara adalah PPOK. PPOK adalah kondisi paru yang disebabkan oleh kerusakan saluran napas atau bagian lain dari paru-paru, jelas Prof. Arto dalam media briefing pada Rabu (20/11/2024).

Selain kesulitan bernapas, PPOK juga dapat menyebabkan rasa capek, mengi, dan batuk berdahak. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah.

Polusi udara di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, seperti Tangerang, terpantau buruk dalam beberapa waktu terakhir. Data IQ Air menunjukkan bahwa indeks kualitas udara di DKI Jakarta dan Tangerang sempat mencapai lebih dari 200 atau sangat buruk pada hari Minggu (17/11/2024).

Untuk melindungi kesehatan paru-paru, masyarakat disarankan untuk selalu membaca indeks kualitas udara sebelum bepergian atau berolahraga di luar ruangan. Kalau mau olahraga, pilih tempat yang banyak pohonnya sehingga menghirup udara yang segar, saran Prof. Arto.

Previous Post Next Post