
Pandemi di Masa Depan: Persiapan dan Antisipasi
Dalam debat Pilkada Jakarta, Calon Gubernur Dharma Pongrekun menyoroti pentingnya bersiap menghadapi pandemi di masa depan. Ia menekankan bahwa meskipun pandemi tidak dapat diprediksi secara pasti, namun tanda-tandanya sudah terlihat jelas.
Pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menanggapi pernyataan tersebut. Ia menjelaskan bahwa kesiapsiagaan dapat ditingkatkan berdasarkan data ilmiah dan pola sejarah. Dicky juga mengantisipasi munculnya pandemi baru yang telah direncanakan.
Sejarah menunjukkan bahwa pandemi adalah peristiwa berulang, seperti flu Spanyol 1918, SARS 2003, MERS 2012, dan COVID-19. Untuk mencegah pandemi baru, organisasi seperti WHO dan jaringan ilmuwan global terus melakukan surveilans terhadap patogen baru.
Dari sisi sistem kesehatan, Dicky menekankan pentingnya penguatan sistem kesehatan masyarakat, termasuk vaksinasi, laboratorium, dan respons cepat terhadap wabah. Ia juga menyoroti perlunya amandemen International Health Regulation (IHR) oleh WHO, yang memungkinkan potensi penggunaan senjata biologis untuk menciptakan pandemi.
Meskipun pandemi tidak dapat diprediksi secara pasti, masyarakat dan pemerintah harus selalu berada dalam kondisi siap siaga. Hal ini meliputi peningkatan kesiapsiagaan, penguatan sistem kesehatan, dan surveilans terhadap patogen baru.
Dengan persiapan dan antisipasi yang matang, kita dapat meminimalkan dampak pandemi di masa depan dan melindungi kesehatan masyarakat.
Tanggal: 19 November 2024