
Tukak lambung, atau ulkus peptikum, merupakan kondisi serius yang ditandai dengan luka terbuka pada lapisan lambung atau duodenum (bagian pertama usus halus). Kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga berpotensi menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat. Gejalanya bisa bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang sangat parah, bahkan beberapa individu mungkin sama sekali tidak merasakan gejala hingga penyakit ini sudah berkembang menjadi komplikasi serius.
Salah satu komplikasi yang paling berbahaya dari tukak lambung adalah perdarahan. Perdarahan ini bisa terjadi secara perlahan, menyebabkan anemia karena tubuh kehilangan sel darah merah dalam jumlah signifikan. Dalam kasus yang parah, perdarahan bisa sangat masif sehingga membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Kehilangan darah yang signifikan dapat menyebabkan kelemahan, pusing, bahkan pingsan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda perdarahan dan segera mencari pertolongan medis.
Selain perdarahan, tukak lambung juga dapat menyebabkan obstruksi gastrointestinal. Kondisi ini terjadi ketika luka pada lambung menyempit, memperlambat atau bahkan menghentikan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan mual, muntah, kembung, dan rasa penuh di perut. Obstruksi yang parah dapat memerlukan intervensi medis segera, termasuk operasi.
Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah perforasi gastrointestinal. Perforasi terjadi ketika tukak lambung menembus lapisan lambung, menciptakan lubang yang memungkinkan isi lambung bocor ke rongga perut. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera, karena dapat menyebabkan peritonitis (infeksi pada rongga perut) yang mengancam jiwa.
Penyebab utama tukak lambung adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) jangka panjang. Helicobacter pylori adalah bakteri yang menginfeksi lapisan lambung dan dapat menyebabkan peradangan, meningkatkan risiko pembentukan tukak. Meskipun banyak orang yang terinfeksi H. pylori tidak mengalami gejala, bakteri ini tetap merupakan faktor risiko utama tukak lambung. Infeksi ini dapat diobati dengan antibiotik.
OAINS, seperti ibuprofen, naproxen, dan aspirin, merupakan obat pereda nyeri yang umum digunakan. Namun, penggunaan jangka panjang OAINS dapat mengiritasi lapisan lambung dan usus halus, meningkatkan risiko peradangan dan pembentukan tukak. Penggunaan OAINS harus dipantau dengan ketat oleh dokter, terutama pada individu dengan riwayat tukak lambung atau masalah pencernaan lainnya. Dokter mungkin merekomendasikan penggunaan obat pelindung lambung atau alternatif OAINS yang lebih aman.
Gejala tukak lambung dapat bervariasi, tetapi beberapa gejala umum meliputi: nyeri perut bagian atas yang terasa seperti terbakar, terutama saat perut kosong atau di malam hari; mual dan muntah; kembung; kehilangan nafsu makan; penurunan berat badan yang tidak disengaja; dan feses berwarna gelap atau berdarah. Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang dengan tukak lambung mengalami gejala, sehingga pemeriksaan medis berkala sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko.
Diagnosis tukak lambung biasanya dilakukan melalui endoskopi atas, suatu prosedur yang melibatkan penyisipan tabung tipis dan fleksibel dengan kamera kecil ke dalam kerongkongan, lambung, dan duodenum. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk melihat langsung lapisan lambung dan mengambil sampel jaringan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mendeteksi infeksi H. pylori dan menilai tingkat keparahan anemia akibat perdarahan.
Pengobatan tukak lambung bergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi H. pylori, pengobatan akan melibatkan antibiotik untuk membunuh bakteri. Jika disebabkan oleh OAINS, dokter mungkin merekomendasikan penghentian penggunaan obat tersebut atau penggantian dengan obat alternatif. Pengobatan juga dapat mencakup obat-obatan untuk mengurangi produksi asam lambung, seperti inhibitor pompa proton (PPI) dan antagonis reseptor H2. Dalam beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki perforasi atau obstruksi.
Pencegahan tukak lambung melibatkan beberapa langkah, termasuk menghindari penggunaan OAINS jangka panjang tanpa pengawasan dokter; mengobati infeksi H. pylori jika terdeteksi; mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang; menghindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan; dan mengelola stres dengan baik. Stres dapat memperburuk gejala tukak lambung, sehingga penting untuk mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau olahraga teratur.
Kesimpulannya, tukak lambung merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat. Penting untuk mengenali gejala-gejala tukak lambung dan segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan gaya hidup sehat dan pengawasan medis yang tepat, risiko terkena tukak lambung dapat diminimalkan.
Peringatan: Informasi di atas hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional. Jika Anda mengalami gejala tukak lambung atau memiliki kekhawatiran tentang kesehatan Anda, konsultasikan dengan dokter Anda untuk diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
Gejala Tukak Lambung | Penjelasan |
---|---|
Nyeri perut bagian atas | Rasa terbakar, terutama saat perut kosong atau malam hari. |
Mual dan muntah | Bisa disertai darah atau berwarna gelap. |
Kembung | Perut terasa penuh dan tidak nyaman. |
Kehilangan nafsu makan | Berat badan menurun tanpa sebab. |
Feses berwarna gelap atau berdarah | Tanda perdarahan internal. |
Tanggal Publikasi: 27 Oktober 2023