
Pneumonia: Kisah Nyata Nadya, Korban Polusi dan Kebiasaan Buruk
Pada pertengahan Agustus 2024, Nadya, seorang wanita berusia 23 tahun asal Jakarta Timur, mengalami sesak napas saat bekerja di kantor. Awalnya, ia mengira sesak napas tersebut disebabkan oleh pakaian yang ketat. Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, dokter mendiagnosis Nadya terkena bronkitis.
Setelah dirawat selama seminggu di rumah sakit, Nadya diperbolehkan pulang. Namun, rasa penasaran tentang kondisinya membuatnya kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan ulang. Kali ini, ia bertemu dengan spesialis paru yang menjelaskan bahwa Nadya terkena pneumonia, yaitu infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus.
Nadya mengaku sering keluar rumah tanpa menggunakan masker. Selain itu, ia juga memiliki kebiasaan vaping selama dua tahun dan sering berada di lingkungan yang penuh asap rokok. Kebiasaan buruk ini, ditambah dengan polusi udara, menjadi faktor risiko yang memicu pneumonia pada Nadya.
Menurut Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), polusi udara dan asap rokok dapat merusak sistem pertahanan tubuh lokal, sehingga menurunkan kekebalan tubuh dan memudahkan terjadinya infeksi.
Meskipun polusi udara dan asap rokok bukan penyebab utama pneumonia, namun kondisi ini dapat menjadi faktor risiko yang signifikan. Pneumonia sendiri disebabkan oleh berbagai patogen, seperti bakteri, virus, dan jamur.
Nadya pun menyesali kebiasaan buruknya yang telah berdampak pada kesehatannya. Ia mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan masker saat keluar rumah, menghindari lingkungan yang penuh asap rokok, dan menjaga kesehatan paru-paru dengan baik.
Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Namun, beberapa gejala umum yang sering muncul antara lain:
- Sesak napas
- Batuk berdahak
- Demam
- Nyeri dada
- Kelelahan
- Mual dan muntah
Pengobatan Pneumonia
Pengobatan pneumonia tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan antibiotik. Jika disebabkan oleh virus, dokter akan memberikan obat antivirus. Selain itu, pasien juga akan diberikan obat untuk meredakan gejala, seperti obat batuk, obat demam, dan obat nyeri.
Dalam kasus yang parah, pasien pneumonia mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif, seperti pemberian oksigen atau bantuan pernapasan.
Pencegahan Pneumonia
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia, antara lain:
- Selalu gunakan masker saat keluar rumah
- Hindari lingkungan yang penuh asap rokok
- Vaksinasi pneumonia
- Jaga kesehatan paru-paru dengan berolahraga teratur dan makan makanan sehat
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, kita dapat mengurangi risiko terkena pneumonia dan menjaga kesehatan paru-paru kita.