Susan Sabuda, seorang pensiunan tukang kebun berusia 66 tahun, telah mengukir sejarah sebagai juara dunia angkat beban di divisi master four Kejuaraan Angkat Beban Dunia IPF. Perjalanannya yang luar biasa telah menginspirasi banyak orang, membuktikan bahwa usia hanyalah angka.

Awalnya, orang-orang terkejut melihat Sabuda bergabung dengan tim angkat beban. Namun, kekaguman mereka berubah menjadi apresiasi yang mendalam atas dedikasinya. Saya sangat menghargai pujian itu, kata Sabuda. Itu sangat baik.

Latihan Sabuda yang intens mencakup squat, bench press, deadlifting, dan angkat berat. Ia telah berkompetisi di berbagai negara, termasuk Kanada, Spanyol, Swedia, Hungaria, dan Lithuania.

Perjalanan Sabuda dimulai ketika sebuah pusat kebugaran baru dibuka di dekat rumahnya. Ia mulai menekuni angkat beban dan dengan cepat menemukan hasratnya. Pada tahun 2020, ia bergabung dengan tim Inggris Raya dan berkompetisi di tingkat internasional.

Sabuda menghabiskan hingga 10 jam seminggu di pusat kebugaran, mengasah keterampilannya. Mengetahui bahwa saya adalah juara dunia sangat sulit dipercaya, katanya. Itu sangat luar biasa.

Sebelum terjun ke angkat beban, Sabuda pernah aktif di atletik dan binaraga. Namun, ia memutuskan untuk berhenti selama beberapa tahun karena merasa ketagihan.

Ketika ia kembali ke pusat kebugaran, Sabuda merasa seperti menemukan rumah. Saya diperkenalkan dengan angka beban dan langsung menyukainya, katanya. Saya mengikuti kompetisi pertama saya dan merasa sangat luar biasa. Prosesnya seperti bola salju.

Sabuda merasa sangat terhormat ketika pertama kali diundang untuk mewakili negaranya. Semua orang sangat ramah dan inklusif, katanya. Mereka menganggap saya bagian dari keluarga mereka. Saya sangat bangga bisa melakukannya.

Kisah Susan Sabuda adalah bukti bahwa usia hanyalah angka. Dengan tekad dan dedikasi, siapa pun dapat mencapai impian mereka, tidak peduli berapa pun usianya.