
Diabetes tipe 2, kondisi yang mengganggu kemampuan tubuh memanfaatkan glukosa sebagai energi, seringkali memicu kelelahan. Gula darah tinggi yang berkelanjutan dapat merusak pembuluh darah kecil yang memasok saraf, menyebabkan neuropati diabetik. Kondisi ini menimbulkan kesemutan, rasa terbakar, atau mati rasa pada tangan, kaki, atau tungkai.
Seiring waktu, diabetes dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti kerusakan organ dan peningkatan risiko serangan jantung atau stroke. Diabetes berdampak pada setiap sistem organ, ujar Dr. Sanjay Dixit, direktur medis solusi klinis kardiometabolik endokrin dan kesehatan di Quest Diagnostics.
Gejala diabetes pada wanita bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Penyebabnya juga berbeda-beda, tergantung jenis diabetes. Diabetes juga memengaruhi kekebalan tubuh, sehingga mempersulit penyembuhan infeksi.
Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun yang menyebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin, hormon yang memecah gula. Deteksi dini dan penanganan diabetes tipe 2 sangat penting, kata Dr. Dixit, dikutip dari Woman's World.
Gula darah tinggi menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri, meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK) berulang. Ketika tubuh tidak memproses glukosa dengan baik, ia membakar lemak untuk energi, menghasilkan keton yang menimbulkan bau manis pada urine.
Sebuah studi dalam Industrial Psychiatry Journal mengungkapkan bahwa penderita diabetes sepuluh kali lebih mungkin mengalami kelelahan dibandingkan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut. Selain itu, urine yang berbau manis seperti popcorn juga perlu diwaspadai.
Gejala menopause yang umum, seperti hot flashes, kelelahan, dan gangguan tidur, dapat diperburuk oleh gula darah yang terus meningkat, jelas Dr. Dixit. Diabetes yang tidak terkontrol dapat memperlambat penyembuhan tubuh.
Menurut penelitian dalam jurnal Medicina, sekitar 25% penderita diabetes mengalami penyembuhan luka yang lebih lambat, seringkali terjebak dalam fase peradangan yang lebih lama. Rasa haus yang terus-menerus dan tak terpuaskan, atau polidipsia, dapat muncul saat tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan gula melalui urine, seperti yang dikutip dari Only My Health.
Semakin sering buang air kecil, semakin banyak cairan yang hilang, sehingga meningkatkan rasa haus. Perubahan berat badan yang tidak terduga dapat menjadi tanda peringatan dini diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan tubuh memecah otot dan lemak untuk energi, yang menyebabkan penurunan berat badan.
Sebaliknya, resistensi insulin dapat memicu kenaikan berat badan, terutama di sekitar perut. Hal ini terjadi karena sel-sel tubuh tidak menerima cukup glukosa untuk energi akibat resistensi insulin atau gangguan produksi insulin. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa lapar yang terus-menerus, bahkan setelah makan.
Diabetes dapat memicu kerusakan saraf atau neuropati diabetik, seperti yang dikutip dari Healthline. Akibatnya, vagina bisa menjadi kering karena sensitivitasnya terhadap rangsangan seksual berkurang. Diabetes juga dapat menurunkan libido atau gairah seksual pada wanita, sehingga mempersulit mereka untuk menikmati aktivitas seksual atau merasakan rangsangan seksual.