
Tren gaya hidup sehat, khususnya clean eating, tengah marak di kalangan masyarakat. Banyak individu yang beralih ke pola makan ini dengan harapan mendapatkan tubuh yang lebih sehat dan berat badan ideal. Namun, sejumlah pertanyaan muncul seputar pengalaman menjalani clean eating, terutama mengenai kelelahan yang kerap dialami di awal proses. Apakah clean eating memang menyebabkan kelemahan? Mari kita telusuri lebih dalam.
Baru-baru ini, perbincangan hangat terjadi di media sosial X (sebelumnya Twitter) mengenai pengalaman warganet yang merasa lemas setelah memulai clean eating. Banyak yang mengeluhkan kelelahan, pusing, dan kurang berenergi di beberapa hari pertama. Salah satu cuitan bertanya, “tapi awal awal nge cut gula kayak di minuman gitu tuh emang agak lemas ya beberapa hari di awal?” Cuitan lain menambahkan, “clean eating ngga harus cm makan gitu doang, bisa bisa malah jadi penyakitan + lemas pusing mulu.” Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan kebutuhan akan pemahaman yang lebih komprehensif tentang clean eating dan dampaknya pada tubuh.
Dr. Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF, spesialis gizi klinik, memberikan penjelasan yang sangat penting. Beliau menekankan bahwa kelelahan yang dialami bukanlah efek samping clean eating itu sendiri, melainkan indikasi ketidakseimbangan nutrisi. Jika dilakukan dengan benar, clean eating justru seharusnya meningkatkan energi dan kesehatan. Kelemahan yang dirasakan menunjukkan adanya kesalahan dalam penerapan pola makan ini.
Salah satu kesalahan umum adalah pengurangan drastis asupan kalori, karbohidrat, dan protein tanpa memperhatikan keseimbangan. Tubuh membutuhkan nutrisi yang cukup untuk berfungsi optimal. Membatasi asupan nutrisi secara tiba-tiba dapat menyebabkan kekurangan energi dan berbagai gejala negatif lainnya. Dr. Putri menjelaskan bahwa kunci keberhasilan clean eating terletak pada komposisi gizi yang seimbang.
Lalu, apa yang dimaksud dengan clean eating yang benar? Dr. Putri menjelaskan bahwa clean eating berfokus pada konsumsi makanan yang minim pengolahan, pengawet, dan perasa buatan. Makanan olahan seringkali mengandung gula, garam, dan bahan kimia tambahan yang dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memilih makanan yang sedekat mungkin dengan bentuk aslinya.
Contoh makanan yang direkomendasikan dalam clean eating adalah sayur sop, tumis-tumisan, dan pecel. Makanan-makanan ini mudah ditemukan, bahkan di warung tegal (warteg). Yang terpenting adalah memilih bahan-bahan segar dan menghindari makanan yang terlalu banyak diolah atau mengandung bahan tambahan yang berlebihan. Gula, garam, dan bumbu lainnya harus digunakan secukupnya, bukan berlebihan.
Tabel Contoh Menu Clean Eating Sehat dan Seimbang:
Sarapan | Makan Siang | Makan Malam |
---|---|---|
Oatmeal dengan buah beri dan kacang-kacangan | Salad sayur dengan ayam panggang atau ikan bakar | Sup sayur dengan tahu dan tempe |
Telur rebus dengan roti gandum | Nasi merah dengan ikan kukus dan sayur tumis | Ikan bakar dengan sayuran kukus |
Yogurt dengan buah-buahan | Lentil soup dengan roti gandum | Sayur asem dengan ikan asin (sedikit) |
Catatan: Menu di atas hanya contoh dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan selera masing-masing individu. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan rencana makan yang tepat.
Dr. Putri juga menekankan pentingnya menghindari kesalahan umum dalam clean eating, seperti menghilangkan seluruh kelompok makanan tertentu. Mengurangi atau menghilangkan karbohidrat sepenuhnya, misalnya, dapat menyebabkan kekurangan energi dan mengganggu metabolisme tubuh. Begitu pula dengan protein dan lemak sehat yang juga berperan penting dalam menjaga kesehatan.
Kesimpulannya, kelelahan yang dialami beberapa orang di awal clean eating bukanlah efek samping yang pasti, melainkan indikasi adanya kesalahan dalam penerapannya. Clean eating yang benar haruslah berbasis pada keseimbangan nutrisi, konsumsi makanan segar dan minim pengolahan, serta penghindaran makanan olahan yang tinggi gula, garam, dan bahan tambahan lainnya. Jika Anda mengalami kelelahan saat menjalani clean eating, periksalah kembali pola makan Anda dan konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang tepat.
Ingatlah bahwa setiap tubuh berbeda, dan apa yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak berhasil untuk orang lain. Yang terpenting adalah mendengarkan tubuh Anda dan menyesuaikan pola makan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan bimbingan yang tepat dan mencapai tujuan kesehatan Anda dengan aman dan efektif. Jangan terpaku pada tren, tetapi fokuslah pada kesehatan dan keseimbangan tubuh Anda secara keseluruhan.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi umum dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran medis profesional. Konsultasikan selalu dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai program diet atau perubahan gaya hidup.
Tanggal Publikasi: 27 November 2024