
Waspadai Tanda Pneumonia pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!
Selain menghitung frekuensi napas, orang tua perlu mewaspadai gejala pneumonia lainnya pada anak, seperti demam dan batuk. Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. dr. Hartono Gunardi, SpA(K), menjelaskan cara menghitung frekuensi napas anak sebagai indikator potensi pneumonia.
Cara Menghitung Frekuensi Napas Anak
Orang tua perlu memperhatikan jika anak mengalami napas cepat. Pasalnya, napas cepat dapat menjadi tanda infeksi pneumonia atau peradangan pada paru-paru. Menurut Prof. Hartono, mengukur frekuensi napas pada anak, terutama bayi di bawah dua tahun, memerlukan ketelitian karena sifat napas bayi yang berfluktuasi.
Berikut panduan menghitung frekuensi napas anak:
Usia | Frekuensi Napas (per menit) |
---|---|
Kurang dari 2 bulan | 60 |
2 bulan - 12 bulan | 50 |
Tanda-Tanda Lain Pneumonia
Selain napas cepat, orang tua juga perlu memperhatikan tanda-tanda lain pneumonia pada anak, seperti:
- Tarikan dinding dada yang tidak biasa (tanda sesak napas)
- Demam
- Batuk
Pencegahan Pneumonia
Untuk mencegah pneumonia pada anak, orang tua disarankan untuk:
- Memberikan ASI eksklusif pada bayi
- Memastikan asupan nutrisi yang seimbang (karbohidrat, lemak, protein)
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Mencuci tangan secara teratur
- Memastikan ventilasi yang baik di rumah
Dengan mengetahui tanda-tanda pneumonia dan cara pencegahannya, orang tua dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan anak mereka.
Artikel ini ditulis pada 18 November 2023.