
Diabetes pada anak-anak bukan lagi sekadar masalah kesehatan yang jarang ditemui. Angka kejadiannya meningkat secara dramatis, bahkan mencapai 70 kali lipat dalam kurun waktu kurang dari satu dekade, seperti yang diungkapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beberapa waktu lalu. Kenaikan ini menjadi alarm bagi kita semua, khususnya para orang tua, untuk lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan anak-anak.
Salah satu komplikasi paling serius dari diabetes melitus pada anak adalah kerusakan ginjal. Dr. dr. Siska Mayasari Lubis, MKed(Ped), SpA(K), anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI, menjelaskan dalam sebuah webinar daring pada Selasa, 26 November 2024, bahwa komplikasi ginjal akibat diabetes dapat berujung pada gagal ginjal, yang mengharuskan anak menjalani dialisis atau cuci darah. Bayangkan betapa beratnya beban yang harus ditanggung oleh anak dan keluarganya jika hal ini terjadi.
Cuci darah bukanlah solusi ideal. Proses ini menyita waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. Lebih penting lagi, cuci darah tidak dapat mengembalikan fungsi ginjal sepenuhnya. Oleh karena itu, pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Langkah-langkah pencegahan yang tepat dan konsisten dapat menyelamatkan anak dari penderitaan jangka panjang akibat komplikasi diabetes.
Lalu, apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah diabetes pada anak dan komplikasi yang menyertainya? Jawabannya sederhana namun membutuhkan komitmen dan kedisiplinan: menerapkan pola hidup sehat dan kontrol metabolik yang baik. Ini bukan sekadar slogan, melainkan kunci utama untuk melindungi anak dari ancaman diabetes dan kerusakan ginjal.
Dr. Siska menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak. Namun, pengurangan ini tidak boleh dilakukan secara drastis, melainkan bertahap dan perlahan. Tujuannya bukan untuk menghilangkan sepenuhnya makanan manis, tetapi untuk membatasi konsumsinya agar tetap dalam batas yang sehat dan aman. Orang tua perlu bijak dalam memilih jenis dan jumlah makanan manis yang dikonsumsi anak.
Perubahan pola makan harus diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik. Anak-anak perlu diajak untuk lebih aktif bergerak, misalnya dengan berolahraga secara teratur, bermain di luar ruangan, atau sekadar berjalan kaki. Aktivitas fisik membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mencegah resistensi insulin yang merupakan faktor risiko utama diabetes.
Selain itu, penting juga untuk memantau kadar gula darah anak secara berkala, terutama jika ada riwayat keluarga diabetes atau anak menunjukkan gejala-gejala seperti sering haus, sering buang air kecil, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Pemeriksaan rutin ke dokter spesialis anak dan konsultasi mengenai pola makan dan gaya hidup yang sehat sangat dianjurkan.
Pentingnya Peran Orang Tua
Orang tua memiliki peran yang sangat krusial dalam mencegah diabetes pada anak. Mereka adalah garda terdepan dalam membentuk kebiasaan hidup sehat sejak dini. Pendidikan kesehatan kepada anak dan keluarga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bahaya diabetes dan cara pencegahannya.
Berikut beberapa tips praktis yang dapat diterapkan orang tua:
Tips | Penjelasan |
---|---|
Batasi Konsumsi Gula | Kurangi minuman manis, permen, dan makanan olahan yang tinggi gula. Ganti dengan buah-buahan segar sebagai sumber gula alami. |
Tingkatkan Konsumsi Serat | Sertakan makanan kaya serat seperti sayur dan buah dalam menu harian anak. Serat membantu mengontrol kadar gula darah. |
Pilih Karbohidrat Kompleks | Pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, dan kentang daripada karbohidrat sederhana seperti nasi putih dan roti putih. |
Dorong Aktivitas Fisik | Ajak anak berolahraga minimal 30 menit setiap hari. Pilih aktivitas yang disukai anak agar lebih konsisten. |
Pantau Berat Badan | Perhatikan berat badan anak dan pastikan tetap berada dalam rentang yang sehat. Kegemukan merupakan faktor risiko diabetes. |
Konsultasi Dokter | Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasikan dengan dokter jika ada kekhawatiran atau gejala yang mencurigakan. |
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemantauan secara berkala, kita dapat melindungi anak-anak kita dari ancaman diabetes dan komplikasi jangka panjangnya. Ingatlah bahwa kesehatan anak adalah investasi masa depan yang tak ternilai harganya.
Diabetes pada anak bukanlah takdir. Dengan kesadaran, komitmen, dan tindakan yang tepat, kita dapat menciptakan generasi muda yang sehat dan bebas dari penyakit kronis ini. Mari kita bersama-sama wujudkan masa depan yang lebih sehat untuk anak-anak Indonesia.
Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan informasi yang tersedia dan bertujuan untuk edukasi. Konsultasikan selalu dengan dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.