Aduh, Sakit Saat Bercinta? 6 Gejala Dispareunia Ini Wajib Kamu Tahu!

Aduh, Sakit Saat Bercinta? 6 Gejala Dispareunia Ini Wajib Kamu Tahu!

Sakit saat berhubungan intim, atau yang dikenal dengan dispareunia, bukanlah hal yang tabu. Banyak wanita mengalami rasa nyeri ini, dan penting untuk memahami bahwa ini bukanlah sesuatu yang harus didiamkan. Dispareunia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah fisik hingga psikis. Jika Anda mengalaminya, jangan ragu untuk mencari bantuan medis. Artikel ini akan membahas enam gejala dispareunia yang perlu Anda waspadai.

1. Nyeri Dalam Vagina: Gejala paling umum dari dispareunia adalah rasa sakit yang terjadi di dalam vagina selama penetrasi. Nyeri ini bisa terasa seperti terbakar, menusuk, atau tumpul, dan intensitasnya bisa bervariasi dari ringan hingga sangat parah. Beberapa wanita mungkin hanya merasakan ketidaknyamanan ringan, sementara yang lain mungkin mengalami rasa sakit yang begitu hebat sehingga mereka tidak dapat melanjutkan hubungan intim.

2. Nyeri di Vulva (Bagian Luar Vagina): Dispareunia tidak selalu terbatas pada bagian dalam vagina. Rasa sakit juga bisa dirasakan di vulva, yaitu area di sekitar pembukaan vagina. Nyeri ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi, iritasi, atau kondisi kulit seperti lichen sclerosus. Gejala ini seringkali disertai dengan rasa gatal, kemerahan, atau bengkak di area vulva.

3. Nyeri yang Berlangsung Lama Setelah Berhubungan Intim: Rasa sakit tidak selalu berhenti setelah penetrasi selesai. Beberapa wanita mengalami nyeri yang berlangsung lama setelah berhubungan intim, bahkan hingga beberapa jam kemudian. Ini bisa menjadi indikasi adanya masalah yang lebih serius yang membutuhkan perhatian medis.

4. Nyeri Saat Mencoba Penetrasi: Bahkan sebelum penetrasi terjadi, beberapa wanita sudah merasakan nyeri. Hanya upaya untuk memasukkan penis atau alat bantu seks sudah cukup untuk memicu rasa sakit yang hebat. Ini bisa menunjukkan adanya masalah dengan otot-otot panggul, kekeringan vagina, atau kondisi medis lainnya.

5. Nyeri yang Terjadi Setiap Kali Berhubungan Intim: Jika nyeri terjadi setiap kali Anda berhubungan intim, ini merupakan tanda peringatan yang serius. Ini menunjukkan bahwa ada masalah yang mendasari yang perlu diatasi. Jangan mengabaikan gejala ini dan segera konsultasikan dengan dokter.

6. Nyeri yang Diiringi Gejala Lain: Dispareunia seringkali disertai dengan gejala lain, seperti perdarahan vagina yang tidak normal, keputihan yang tidak biasa, demam, atau sering buang air kecil. Gejala-gejala ini bisa mengindikasikan adanya infeksi atau kondisi medis lainnya yang perlu segera ditangani.

Penyebab Dispareunia: Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan dispareunia. Beberapa penyebab yang paling umum meliputi:

Kategori Penyebab
Fisik Kekeringan vagina, infeksi vagina (seperti vaginosis bakterialis atau kandidiasis), endometriosis, vaginismus (kontraksi otot vagina yang tidak terkendali), prolaps organ panggul, kondisi kulit (seperti lichen sclerosus), cedera pada vagina atau vulva, batu ginjal, penyakit radang panggul (PID), fibroid rahim, kista ovarium, stenosis serviks.
Psikologis Trauma seksual, kecemasan, depresi, stres, hubungan yang tidak harmonis.
Medis Diabetes, penyakit autoimun, efek samping obat-obatan tertentu.

Kapan Harus ke Dokter? Jika Anda mengalami nyeri saat berhubungan intim, terutama jika nyeri tersebut parah, berlangsung lama, atau disertai gejala lain, segera konsultasikan dengan dokter atau ginekolog. Jangan menunda pengobatan karena dispareunia dapat berdampak negatif pada kualitas hidup Anda dan hubungan intim Anda.

Diagnosis dan Pengobatan: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin meminta beberapa tes untuk menentukan penyebab dispareunia. Pengobatan akan bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

Pengobatan untuk infeksi: Antibiotik atau antijamur untuk mengatasi infeksi vagina.

Pengobatan untuk kekeringan vagina: Krim pelembap vagina atau terapi hormon.

Terapi fisik: Untuk membantu mengendurkan otot panggul dan mengurangi nyeri.

Konseling: Untuk mengatasi masalah psikologis yang mungkin berkontribusi pada dispareunia.

Obat pereda nyeri: Untuk mengurangi rasa sakit.

Pencegahan: Meskipun tidak semua kasus dispareunia dapat dicegah, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko, seperti:

Menjaga kebersihan vagina: Cuci vagina dengan air bersih dan hindari penggunaan sabun yang keras atau produk pembersih vagina lainnya.

Menggunakan pelumas: Gunakan pelumas berbasis air selama berhubungan intim untuk mengurangi gesekan dan mencegah kekeringan vagina.

Mengatasi stres: Stres dapat memperburuk gejala dispareunia. Cari cara untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau olahraga.

Komunikasi yang terbuka dengan pasangan: Berbicara dengan pasangan Anda tentang kekhawatiran dan kebutuhan Anda dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepuasan seksual.

Kesimpulan: Dispareunia adalah masalah yang umum terjadi, tetapi tidak harus menjadi penghalang untuk menikmati kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, banyak wanita dapat mengatasi nyeri saat berhubungan intim dan kembali menikmati keintiman dengan pasangan mereka. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Ingat, Anda tidak sendirian.

Tanggal Publikasi: 27 Oktober 2023

Previous Post Next Post